Saya belajar...
14.26 | Author: Ella Terawati

Saya belajar ...
apa yang saya anggap terbaik, bukan tentu yang terbaik dari-Nya.
Dan sebaliknya, yang terbaik dariNya belum tentu kita senangi.

Saya belajar...
seberat apa pun cobaan yang diberikan oleh-Nya,
pada akhirnya akan membuat kita menjadi manusia yang lebih bertanggung jawab dan berguna.

Saya belajar ...
bahwa kedewasaan itu lebih berkaitan dengan berapa banyak pengalaman yang kita miliki
dan apa yang kita pelajari dari pengalaman tersebut,
dan kurang berkaitan dengan telah berapa tahun usia kita.

Saya belajar...
walaupun kita berpikir tidak ada lagi yang dapat kita berikan dan lakukan,
ketika seorang teman kesusahan dan membutuhkan kita,
kita akan selalu menemukan kekuatan dan jalan untuk terus menolong.

Saya belajar...
untuk jangan membandingkan diri sendiri dan kesusahan kita dengan orang lain,
karena masing-masing kita berbeda.

Saya belajar...
bahwa latar belakang & lingkungan mempengaruhi pribadi saya, t
api kita tetap bertanggung jawab & menentukan masa depan kita sendiri.

Saya belajar...
bahwa saya harus bertanggung jawab atas apa yang telah saya lakukan, t
idak peduli bagaimana perasaan kita.

Saya belajar...
bahwa saya punya hak untuk marah,
tetapi itu bukan berarti saya dapat berlaku sesuka hati saya tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Saya belajar...
bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi
atau
sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya...

Saya belajar...
bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki,
tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya.

Saya belajar ...
jangan menilai orang dari penampilannya saja, itu bisa menipu.
Bicara dan kenalilah orang tersebut lebih mendalam.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kebaikannya masing-masing,
meskipun tidak ada orang yang sempurna di dunia.

Saya belajar...
ketika di saat susah saya dapat menentukan mana teman sejati atau bukan.

Saya belajar...
bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda yang sama,
tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda....

Saya belajar...
bahwa saya tidak dapat merubah orang yg saya sayangi,
tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri....

Saya belajar ...
bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan
dan hanya beberapa saat saja untuk menghancurkannya...

Saya belajar...
bahwa tidak masalah berapa buruknya patah hati itu,
dunia tidak pernah berhenti hanya gara-gara kesedihan saya...

Saya belajar...
hanya karena 2 orang berbeda pendapat dan tidak terlihat mesra,
bukan berarti mereka tidak saling menyayangi, mencintai & setia.
Dan hanya karena mereka selalu sependapat dan terlihat mesra,
bukan berarti mereka selalu saling menyayangi, Mencintai & saling setia.

Saya belajar...
bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh
walau dipisahkan oleh jarak yang jauh.
Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati...

Saya belajar...
bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan,
bukan berarti bahwa dia tidak menyayangi saya....

Saya belajar...
bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain menyayangi saya.
Saya hanya dapat menunjukkan & melakukan sesuatu untuk orang yang saya sayangi... selanjutnya terserah mereka.
Ketika cinta tak berdaya
12.11 | Author: Ella Terawati
Cinta adalah bentuk penyatuan rasa rindu di hati.
Cinta merupakan perkara mulia yang menguasai jiwa dan perasaan
tidak berdasarkan kesenangan syahwat manusia.
Cinta tidak untuk bersenang-senang secara fisik.
Pasang surut Kehidupan
12.06 | Author: Ella Terawati
Cita-cita tak selamanya jadi kenyataan.
Bahagia yang diharap,badai yang diraih.Berharap terbang ke awan biru,yang ada justru petir menyambar.Berharap taman yang sarat semerbak bunga-bunga kehidupan,yang didapat justru simbol2 kematian.Kehidupam mejadi awan pekat yang penuh kebisuan dan sarat penderitaan waktu pun seolah bergerak lamban.Sementara kebahagian terbang kian jauh dan menjadi hal yang mustahil untuk di raih.

Tapi,ketika cita2 itu berhasil digapai,bahagia yang diharap datang sesuai harapan,dunia serasa berbunga2,Hari2 begitu indah mempesona. Beban hdp serasa menghilang.
Canda-tawa,senyum bahagia senantiasa nampak dalam setiap detik.Bahkan waktu pun terasa begitu cepat berlalu.

Kehidupanpun ibarat gelombang,pasang-surut hal biasa.Seperti putaran waktu,siang-malam hal lumrah.Jika hanya pasang saja atau siang saja,bukankah kehidupan,begitu pula sebaliknya.
Kehidupan sarat dinamika. Ibarat roda pedati,kadang di atas kadang pula di bawah. Pergantian suasana dan putaran roda itu adalah seni yg memperindah rona kehidupan.

Firman Allah swt :
"Dan bahwasanya Dialah yg menjadikan orang takwa dan menangis" (QS.An-Najm:43).

Begitu pula dalam kehidupan rumah tangga,kadang bahagia menjelang,canda tawa merekah.
Kadang pula awan pekat menelimuti,tangis pilu mengiris hati. Semuanya harus di terima sebagai Sunatullah.ada saat kita tertawa ada saatnya menangis.ALLAH Yang berkehendak atas smua itu.


Karena itu saat berada di puncak bahagia,jangn lupa saat ketika derita mendera. Dan ketika tengah dirundung pilu,yakinlah di depan bahagia menjelang. Ingat derita saat bahagia menjelang dan ingat bahagia saat dirundung pilu akan menggiring hati menuju pemahaman hidup yg sesungguhnya. Yang tdrpenting dari semua itu,sikap sabar harus senantiasa menyertai setiap langkah kehidupan kita.

Terutama saat cina sebagai simbol kebahagian tengah memudar. Rumah tangga mulai mengalami gonjang-ganjing. Seribu satu masalah datang menghantui. Rasa saling memiliki dan cinta sehidup- semati hanya tinggal kenangan.
Maka sabar menjadi hal yang sangat penting.

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yg demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang2 yg khusyu" (QS.AL-Baqarah:43).
Mensyukuri Nikmat Allah.....
12.03 | Author: Ella Terawati
Sayang.....
tak ada yg lebih indah selain rezeqi darimu ya Allah.....
Dan tak ada yg lbih nikmat selain ksh sayang keluarga,anak n suami
dr lk2 yg mencintaiku sebagai sahabat dunia akhirat......

Aku ingin seorang pria tidak hanya sekedar suami.....melainkan sebagai sahabatku dlm suka maupun duka dari dunia sampai akhirat.......

Oh.......Tuhanku.....
wujud
kanlah harapan ini
Perpisahan
12.00 | Author: Ella Terawati
Ketika tiba saat perpisahan janganlah berduka,sebab apa yg paling di kasihi darinya mungkin akan nampak lebih agung terlihat dari padang dan daratan......
My ten angels
09.25 | Author: Ella Terawati

Ten angels walk beside me, each and every day.
Ten angels help to guide me, to give comfort and protect.
They have been my companions since I was very young.
Now you may ask me, why Ten? ….Do you think ten are special?
Why not one, or two, or three?………..Why Ten?
Surely you don't need so many?
Well, each and every angel has a special job to do.
Yes, it seems even angels, specialize.
All of us know Faith, Hope, and Charity.
They are wonderful angels, and ALL so overworked.
But there are seven more you see, and each and every one gives comfort and protects.
The Fourth angel, is the angel I call TOLERANCE, whom I fear we do not use enough.
For if we did, there would not be any BIGOTRY, OR HATE.
The next angel, is the one I call FORGIVENESS, who is under utilized as well.
Who among us could not do with more FORGIVENESS in our hearts.
Then we have the angel I call BEAUTY.
We all see so much ugliness in life.
I don't know a single soul, who couldn't do with more BEAUTY in their life.
The next two angels, are the twins I call JOY and HAPPINESS.
They are most often seen walking hand and hand.
And my favorite angel is the one I call FRIEND.
This little angel, is the one who can bring real riches to our lives.
I have often heard her saying, "To have a friend, one must first be a friend".
And do you know, it WORKS!!!!!!!!!!!!!
And last but in no way least, is the angel I call, LOVE.
Sometimes she seems so shy, and it seems like she is sleeping.
But she is always near, if we would only open up our hearts.
and just see her standing there.Rata Penuh

For if we did, then all the other Angels would be easier to see.
It is my belief that we all have TEN ANGELS walking beside us.
They are sent from God, to see us through, to guide, comfort and protect us
until the day we join HIM, in the place we call HEAVEN.
SUN HOT
13.42 | Author: Ella Terawati




Jauh
15.06 | Author: Ella Terawati

Kau ada di pelupuk mata
tapi....
tak bisa ku lihat.
Kau ada di dekat ku
tapi....
tak bisa ku rasakan.

Begitu sulit kau buat ku mengerti
Begitu rumit ku ikuti jalanmu
Hanya Bayang hitam
menari dalam resah dan air mataku.
Wanita Sempurna
13.43 | Author: Ella Terawati
Ini kisah perjumpaan dua orang sahabat yang sudah puluhan tahun terpisahkan hidupnya. Mereka kangen-kangenan, ngobrol ramai sambil minum kopi di sebuah kafe. Awalnya topik yang dibicarakan adalah soal-soal nostalgia zaman sekolah dulu, namun pada akhirnya menyangkut kehidupan mereka sekarang ini.

“Ngomong-ngomong, mengapa sampai sekarang kamu belum juga menikah?” ujar seorang kepada temannya yang sampai sekarang membujang.

“Sejujurnya sampai saat ini saya terus mencari wanita yang sempurna. Itulah sebabnya saya masih melajang. Dulu di Jakarta, saya berjumpa dengan seorang gadis cantik yang amat pintar. Saya pikir inilah wanita ideal yang cocok untuk menjadi istriku. Namun ternyata di masa pacaran ketahuan bahwa ia sangat sombong. Hubungan kami putus sampai di situ.

“Di Bandung, saya ketemu seorang wanita rupawan yang ramah dan dermawan. Pada perjumpaan pertama, aku kasmaran. Hatiku berdesir kencang, inilah wanita idealku. Namun ternyata belakangan saya ketahui, ia banyak tingkah dan tidak bertanggung jawab.

“Saya terus berupaya mencari. Namun selalu saya temukan kelemahan dan kekurangan pada wanita yang saya taksir. Sampai pada suatu hari, saya bersua wanita ideal yang selama ini saya dambakan. Ia demikian cantik, pintar, baik hati, dermawan, dan suka humor. Saya pikir, inilah pendamping hidup yang dikirim Tuhan.”

“Lantas,” sergah temannya yang dari tadi tekun mendengarkan, “Apa yang terjadi? Mengapa kau tidak segera meminangnya?” Yang ditanya diam sejenak. Suasana hening.

Akhirnya dengan suara lirih, sang bujangan menjawab, “Baru belakangan aku ketahui bahwa ia juga sedang mencari pria yang sempurna.”


Get the point?? Nobody’s perfect, dear… even yourself and me.
Tuhan selalu menjawab:Tidak(?)
16.12 | Author: Ella Terawati
Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan masalah-masalahku.
Tuhan menjawab : "Tidak.Itu bukan untuk KU-singkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya."

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan kecacatanku.
Tuhan menjawab : "Tidak. Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara."

Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadiahkanku kesabaran.
Tuhan menjawab : "Tidak. Kesabaran adalah hasil dari kesulitan; itu tidak dihadiahkan, itu harus dipelajari."

Aku meminta kepada Tuhan untuk memberiku berkat.
Tuhan menjawab:"Tidak.Aku memberimu rasa syukur. Agar hidupmu tak pernah Kekurangan."

Aku meminta kepada Tuhan untuk menjauhkan penderitaan.
Tuhan menjawab :"Tidak.Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi & membawamu mendekat padaKU."

Aku meminta kepada Tuhan untuk menumbuhkan imanku.
Tuhan menjawab :"Tidak. Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi AKU akan memangkas untuk membuatmu berbuah lebih cepat."

Aku meminta kepada Tuhan segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup.
Tuhan menjawab:"Tidak.Aku akan memberimu hidup,sehingga kau dapat menikmati segala hal."

Aku meminta kepada Tuhan membantuku mengasihi orang lain seperti IA mengasihiku .
Tuhan Tersenyum & menjawab: "Aaahhh, akhirnya kau mengerti juga."

Bagi dunia kau mungkin hanya seseorang, tetapi bagi seseorang kau mungkin dunianya.
Why Women Cry
12.24 | Author: Ella Terawati
Watch her eyes

A little boy asked his mother, "Why are you crying?" "Because I'm a woman," she told him.

"I don't understand," he said. His Mom just hugged him and said, "And you never will."

Later the little boy asked his father, "Why does mother seem to cry for no reason?"

"All women cry for no reason," was all his dad could say.

The little boy grew up and became a man, still wondering why women cry..

Finally he put in a call to God. When God got on the phone, he asked, "God, why do women cry so easily?"

God said

"When I made the woman she had to be special.

I made her shoulders strong enough to carry the weight of the world,yet gentle enough to give comfort.

I gave her an inner strength to endure childbirth and the rejection that many times comes from her children.

I gave her a hardness that allows her to keep going when everyone else gives up, and take care of her family through sickness and fatigue without complaining.

I gave her the sensitivity to love her children under any and all circumstances, even when her child has hurt her very badly.

I gave her strength to carry her husband through his faults and fashioned her from his rib to protect his heart.

I gave her wisdom to know that a good husband never hurts his wife, but sometimes tests her strengths and her resolve to stand beside him unfalteringly.

And finally, I gave her a tear to shed. This is hers exclusively to use whenever it is needed."

"You see my son," said God, "the beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure that she carries, or the way she combs her hair.

The beauty of a woman must be seen in her eyes, because that is the doorway to her heart - the place where love resides."

Be a real Boyfriend
12.14 | Author: Ella Terawati
When she stares at your mouth
[ Kiss her ]

When she pushes you or hits you like a dumb ass cuz she thinks shes stronger than you
[ Grab her and dont let go ]

When she starts cursing at you tryin to act all tuff
[ Kiss her and tell her you love her ]

When she's quiet
[ Ask her whats wrong ]

When she ignores you
[ Give her your attention ]

When she pulls away
[ Pull her back ]

When you see her at her worst
[ Tell her she's beautiful ]

When you see her start crying
[Just hold her and dont say a word ]

When you see her walking
[ Sneak up and hug her waist from behind ]

When she's scared
[ Protect her ]

When she steals your favorite hat
[ Let her keep it and sleep with it for a night]

When she teases you
[ Tease her back and make her laugh ]

When she doesn't answer for a long time
[ reassure her that everything is okay ]

When she looks at you with doubt
[ Back yourself up ]

When she says that she likes you
[SHE REALLY DOES MORE THAN YOU COULD UNDERSTAND!!!]

When she grabs at your hands
[ Hold her's and play with her fingers ]

When she bumps into you;
[ bump into her back and make her laugh ]

When she tells you a secret
[ keep it safe and untold ]

When she looks at you in your eyes
[ dont look away until she does ]

When she says it's over
[ she still wants you to be hers ]

When she reposts this bulletin
[ she wants you to read it ]

- Stay on the phone with her even if she's not saying anything.
- When she's mad hug her tight and don't let go
- When she says she's ok dont believe it, talk with her
- because 10 yrs later she'll remember you
- Call her at 12:00am on her birthday to tell her you love her
- Treat her like she's all that matters to you.
- Stay up all night with her when she's sick.
- Watch her favorite movie with her or her favorite show even if you think it's stupid.
- Give her the world.
- Let her wear your clothes.
- When she's bored and sad, hang out with her.
- Let her know she's important.
- Kiss her in the pouring rain.
- When she runs up to you crying, the first thing you say is; ' Whose ass am I kicking baby?'
Aku menangis enam kali!
13.22 | Author: Ella Terawati
Aku dilahirkan di kota kecil. Orang tuaku hanya buruh kecil dengan pendapatan tak seberapa. Aku mempunyai seorang kakak lelaki, tiga tahun lebih tua dariku.

Tangisan pertama

Suatu ketika, sebuah jepit rambut mencuri perhatianku. Bentuknya manis dan lucu. Seperti yang dikenakan oleh teman-teman di sekolahku. Keinginan untuk memilikinya begtu kuat. Sehingga aku nekat mencuri uang ayahku sebesar lima ribu rupiah dari laci lemari pakaiannya, untuk segera membeli jepit rambut yang dijajakan itu. Tapi ayah mengetahui uangnya hilang. dengan sebilah rotan dia segera memanggil aku dan kakakku untuk mencari tahu siapa yang mencuri uangnya, "Siapa yang mencuri uang itu?"tanyanya.Aku terpaku, karena terlalu takut untuk berbicara. Karena ayah tidak mendengar pengakuan dari kami, dia mengatakan: "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dihajar!"Dia mengangkat tongkat rotan itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, kakakku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang mengambilnya!"

Tongkat rotan menghantam punggung kakakku bertubi-tubi. Ayah begitu marah sehingga ia terus menerus memukuli kakakku sampai kehabisan nafas. Sesudah itu, sambil duduk diatas bangku butut, ia kembali memarahi kakakku: "Kamu sudah jadi pencuri sekarang. Hal yang sangat memalukan. Bagaimana nanti jika di masa mendatang. Tentunya kau akan menjadi perampok! Tidak tahu malu!"

Malamnya, aku dan ibuku memeluk kakakku. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi dia tidak meneteskan air mata setetespun. Di tengah malam, aku mulai menangis, sejadi-jadinya. Tapi tangan kakakku segera menutup mulutku seraya berkata, "Sudahlah jangan menangis.Semuanya sudah terjadi."

Aku membenci diriku sendiri karena tidak cukup punya keberanian untuk mengakui perbuatanku. Tahun demi tahun telah berlalu, tapi insiden itu masih tergambar jelas. Aku tidak pernah lupa wajah kakakku ketika menghadapi hukuman itu untuk melindungiku. Waktu itu aku berusia 8 tahun dan kakakku 11 tahun.

Tangisan kedua
Ketika kakakku lulus dari SMA nya dan ia berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke universitas. Begitupun aku yang lulus dari SMP dan berniat pula untuk melanjutkan ke SMA. Kami mendengar pembicaraan kedua orang tua kami :
"Kedua anak kita pendidikannya telah memberikan hasil yang baik", kata ayah.
"Tapi apa yang bisa kita lakukan? Kita tak bisa membiayaikeduanya sekaligus." timpal ibu.
"Akan aku coba mengusahakan agar kedua anak kita bisa melanjutkan sekolahnya."kata ayah.

Saat itu juga, kakakku menghampiri kedua orang tua kami dan berkata:
"Ayah, aku tidak mau melanjutkan sekolah lagi. Sepertinya aku telah cukup mendapatkan ilmu."
Tanpa dinyana ayah menampar kakakku, sambil berkata: "Mengapa kau mempunyai jiwa yang lemah?Aku akan berusaha untuk mencari uang untuk membiayai kau dan adikmu unruk tetap bersekolah. Jika aku perlu aku akan mengemis di jalanan. Anak laki-lakiku hatus meneruskan sekolah. Agar kita semua bisa keluar dari jurang kemiskinan ini."

Setelah melihat adegan tadi, diam-diam akupun memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahku. Sampai pada keesokan hari, aku tak mendapati kakaku di rumah. Rupanya dia pergi meninggalkan rumah dan dia meninggalkan secarik kertas bertuliskan: "Masuk ke perguruan tinggi tidak mudah dan tidak murah. Aku pergi mencari kerja dan akan mengirimi kau uang agar kau bisa terus sekolah."

Aku memegang kertas itu di atas tempat tidurku dan menangis dengan air mata bercucuran membasahi bantalku. Suaraku hilang. Waktu itu aku berusia 17 tahun dan kakakku 20 tahun.

Tangisan ketiga
Dengan uang bekal yang diberikan ayah dan kiriman dari kakakku yang sekarang bekerja di perusahaan konstruksi di kota besar. Akhirnya aku bisa kuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Suatu hari, aku sedang belajar di kamar kostku., ketika temanku memberitahukan,
"Ada seorang penduduk desa menunggumu di luar sana!"

Mengapa ada penduduk desa mencariku?Siapa dia? Aku berjalan keluar kamar dan melihat seseorang yang berpakaian lusuh. Seluruh badannya kotor kotor penuh debu. setelah melihat lebih dekat, ternyata kakakku, "Mengapa kau tidak bilang pada temanku bahwa kau kakakku?"
Dia menjawab sambil tersenyum, " Lihat penampilanku. Apa yang mereka pikir jika mereka tahu aku adalah kakakmu? Pasti mereka akan menertawakanmu."

Aku terenyuh. Air mata memenuhi mataku. Aku segera menyapu debu-debu dari tubuh kakakku, dan berkata dengan tersendat-sendat,"Aku tidak peduli omongan siapapun!Kau adalah kakakku. apapun dan bagaimanapun penampilanmu."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku dan menjelaskan, "Aku melihat melihat semua gadis-gadis kota memakainya. Jadi aku pikir adikku harus memakainya juga." Aku tidak dapat menahan diriku lebih lama lagi. Aku memeluk kakakku lalu menangis dan menangis. Waktu itu aku berusia 21 tahun dan kakakku 24 tahun.

Tangisan keempat
Ketika musim liburan tiba, aku pulang ke rumah diantar oleh pacarku. Kulihat kakakku pun berada disana dengan tangan terbalut saputangan karena luka. Rumahku sekarang bersih sekali. Kaca jendela yang pecah yang terbengkalai sekian lama sudah kembali bagus. Ibu sudah bekerja keras untuk membenahi rumah ini untuk menyambut kepulangan kami, pikirku. Setelah memperkenalkan pacarku pada ibu dan kakakku. Ia harus kembali pulang ke kota. Aku ditinggal sendiri menghabiskan masa liburanku, "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk membersihkan rumah ini bagi kedatangan kami." Tetapi ibu menimpali sambil tersenyum, " Kakakmulah yang mengerjakan ini semua. Dia sengaja pulang lebih awal dari kamu. Untuk membersihkan rumah. Sampai tangannya terluka ketika memasang kaca jendela yang pecah itu. Tidakkah kau melihat luka yang ada pada tangan kakakmu?"

Aku segera menemui kakakku. Melihat wajahnya yang kurus segera aku mengambil perban dan tangan kakakku. Ku campakan sapu tangan yang membalut tangannya yang luka. Ku ambil salep antiseptik dan segera ku bungkus luka itu dengan perban.
"Apakah tanganmu tidak sakit?", tanyaku.
"Ah, tidak sakit. Ini tidak seberapa. Kamu tahu, di tempatku bekerja, batu-batu berjatuhan setiap saat. Bahkan pernah pada suatu ketika jatuh menimpa kakiku dan kepalaku.. Itu tidak menghentikanku bekerja dan......" Ia menghentikan bicaranya ketika dilihatnya aku memunggunginya dan air mataku deras mengalir ke wajahku. Dia berlalu seraya memegang kepalaku. Waktu itu usiaku 23 tahun dan kakakku 26 tahun.

Tangisan kelima
Akhirnya aku mendahului kakakku untuk menikah. dan aku tinggal di kota. Berulang kali aku dan suamiku mengajak kedua orang tuaku untuk tinggal bersamaku di kota, tetapi mereka menolak. Karena mereka tidak mau meninggalkan desa tempat hidup mereka. Kakakkupun juga tidak setuju. Ia berkata, " Jagalah mertuamu. Biar aku yang menjaga ibu dan ayah disini."

Suamiku menjadi Direktur di pabriknya. kami menginginkan kakakku mendapatkan pekerjaan yang layak sebagai Manajer pada Departemen Pemeliharaan. Tetapi kakakku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras akan memulai usaha sendiri sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, kakakku mendapat kecelakaan ketika sedang memperbaiki rumah langganannya. Ia harus masuk rumah sakit. Aku bersama suamiku segera menjenguknya. Melihat tangan yang di gips, aku menggerutu, "Mengapa kau menolak menjadi manajer?Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, lukamu begitu serius. Mengapa kau tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan wajah serius, ia membela keputusannya, "Pikirkan suamimu, ia baru saja menjadi direktur, sedangkan aku hanya orang yang tidak berpendidikan. Jika aku menjadi manajer hanya karena aku kakak iparnya. Apa nanti kata orang?" Mataku dipenuhi airmata dan kemudian keluar kata-kataku yang terpatah-patah: "Kau kurang pendidikan juga karena aku!". Lalu kata kakakku :"Mengapa membicarakan yang sudah berlalu?". Waktu itu aku berusia 27 tahun dan kakakku 30 tahun.

Tangisan keenam
Kakakku menikah dengan gadis petani di desaku. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Bahkan tanpa berpikir panjang ia menjawab, "Adikku." Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan sudah tidak ku ingat lagi.

"Ketika sekolah dulu, biasanya setiap hari Senin selalu diadakan upacara bendera. Dan aku kebagian menjadi petugas upacara itu. Kami semua diwajibkan memakai seragam lengkap. Kemeja putih, celana merah topi merah, dasi merah, sepatu hitam dan kaos kaki putih. Jika tidak mengenakan seragam itu tentunya akan mendapat hukuman. Pada saat itu dasi yang kupunya hilang entah kemana. Dan pada saat itu pula adikku menyodorkan dasi kepunyaannya padaku, katanya aku lebih memerlukannya. Tapi rupanya kewajiban memakai seragam lengkap itu bukan untuk petugas upacara saja tetapi juga untuk seluruh peserta upacara. Dan adikku tahu akan hal ini. Adikku mendapat hukuman dari sekolah karena ia tidak memakai dasi sebagai bagian dari seragam sekolah. Ku lihat dia di hukum dengan dijemur di tengah lapangan sendirian. Dia begitu kelelahan dan dia tidak menangis. Sejak hari itu, aku berjanji, selama aku masih hidup aku akan menjaga adikku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah keluar dari mulutku, "Dalam hidupku, orang yang paling layak mendapat terima kasihku adalah kakakku!".Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini,di depan kerumunan perayaan ini air mata bercucuran dari mataku seperti sungai.Waktu itu usiaku 30 tahun dan usia kakakku 33 tahun.

dari Bahana,2006
Beban
13.16 | Author: Ella Terawati
Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa berat menurut anda kira segelas air ini?" Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai 500 gr."

Ini bukanlah masalah berat, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya. Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1 jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya. Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."kata Covey.

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut Covey. "Apa yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi".

Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Apalagi berserah meminta pertolongan Tuhan dengan berdoa.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa
pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok. Apapun beban yang ada dipundak anda hari ini, coba
tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya...!! Hal terindah dan terbaik
di dunia ini tak dapat dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita.

Bukan berat beban yang membuat kita menjadi stress, tetapi berapa lama kita memikul beban tersebut.